VIVAnews - Ancaman radiasi nuklir (radiokatif) menyusul gempa dan tsunami di Jepang membawa pelajaran berharga bagi Jerman. Pemerintah Jerman akhirnya menutup beberapa pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), yang sudah puluhan tahun beroperasi.
Menurut harian The New York Times, keputusan itu diumumkan Kanselir Jerman, Angela Merkel, Selasa waktu setempat. Merkel mengatakan bahwa tujuh PLTN yang telah beroperasi sejak 1980 itu akan ditutup.
Jerman tidak ingin mengambil risiko atas masih beroperasinya PLTN lama. Tim pemeriksa segera dibentuk untuk memastikan apakah PLTN itu harus ditutup permanen, atau masih bisa diperbaiki untuk menjamin agar tak mengalami kebocoran radioaktif bila terkena bencana alam, seperti yang terjadi pada sejumlah reaktor nuklir di Jepang, maupun dari serangan teroris.
Maka, Jerman menjadi negara Eropa pertama yang menutup PLTN. Di saat bersamaan, Uni Eropa juga memutuskan akan menguji kembali kelayakan semua PLTN yang berada di kawasan itu. Uni Eropa memiliki 143 PLTN, yang tersebar di 27 negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar