Banyak pengelola kursus yang ada di Kabupaten Kediri. Saya punya data ketika menjadi ketua HIPKI, baik kursus Menjahit, Komputer, Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Mengemudi dll. Mayoritas adalah Kursus Bahasa Inggris dan tempatnya adalah di Pare. Dalam kegiatan diatas peserta workshopnya 80% dari Pare.
Hal yang sangat memprihatinkan di Pare adalah sulitnya komunikasi antar pengelola kursus. Mereka susah dipertemukan. Saya kurang tahu apa alasannya? Kalau yang dikhawatirkan adalah soal rivalitas sebetulnya itu adalah hal yang wajar dan biasa. Bukan berarti bahwa kegiatan 'silaturrohim' antar pengelola kursus adalah campur tangan atau ingin "mengintip" rahasia Rumah Tangga kurususan. Tidak! Tapi untuk membangun komunikasi. Maka sangat tepat sekali manakala pemerintah setempat menjembatani para pengelola kursus tersebut. Jangan sampai potensi yang ada di Pare menjadi salah arah karena kurang adanya komunikasi dan koordinasi.
Hal yang sangat memprihatinkan di Pare adalah sulitnya komunikasi antar pengelola kursus. Mereka susah dipertemukan. Saya kurang tahu apa alasannya? Kalau yang dikhawatirkan adalah soal rivalitas sebetulnya itu adalah hal yang wajar dan biasa. Bukan berarti bahwa kegiatan 'silaturrohim' antar pengelola kursus adalah campur tangan atau ingin "mengintip" rahasia Rumah Tangga kurususan. Tidak! Tapi untuk membangun komunikasi. Maka sangat tepat sekali manakala pemerintah setempat menjembatani para pengelola kursus tersebut. Jangan sampai potensi yang ada di Pare menjadi salah arah karena kurang adanya komunikasi dan koordinasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar