Minggu, 16 Januari 2011

Banjir Lahar Ancam Magelang Hingga Februari



VIVAnews
- Banjir lahar dingin Merapi menenggelamkan pemukiman warga di sejumlah perkampungan yang ada di kawasan Muntilan, Magelang. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika memperkirakan ancaman banjir lahar masih akan berlangsung hingga Februari 2011.

Ancaman banjir lahar yang cukup dahsyat ini bukan kebetulan mengingat wilayah barat Merapi itu memang paling banyak ditimbun debu vulkanik saat merapi erupsi. Apalagi, menurut peneliri BMKG, karakteristik endapan material vulkanik di sisi barat Merapi lebih ringan karena berupa abu, pasir, dan kerikil. Hal ini diperparah dengan tingginya intensitas curah hujan di kawasan Merapi saat ini.

Daryono seperti dikutip dari situs BMKG, Minggu 16 Januari 2011 memperkirakan, banjir lahar dingin masih akan terjadi hingga Februari mendatang. Ini bukan tanpa alasan. Kata dia, ada beberapa faktor yang memengaruhi tingginya curah hujan pada saat ini.

Pertama, saat ini merupakan puncak musim hujan. Puncak musim hujan di kawasan Merapi terjadi pada Januari dan Februari. Contohnya adalah kawasan Kaliurang mengalami rata-rata curah hujan bulanan 508 milimeter pada Januari dan 514 milimeter pada Februari. Tingginya curah hujan pada bulan-bulan tersebut menunjukkan bahwa puncak musim hujan di kawasan Merapi terjadi pada Januari dan Februari.

Kedua, berdasarkan pemantauan suhu muka laut di Samudera Pasifik ekuator yang dilakukan oleh beberapa lembaga pemantau cuaca dunia, saat ini menunjukkan kondisi cukup dingin, sementara anomali suhu muka laut di sekitar Indonesia diprediksi cukup hangat hingga Februari 2011 dan mulai mendingin pada Maret 2011. Berlangsungnya penyimpangan iklim global La Nina semacam ini, memberi peluang terjadinya curah hujan di atas normal di wilayah Indonesia.

Ketiga, secara regional saat ini di Jawa sedang berlangsung monsun baratan sehingga cukup besar peluang terbentuknya daerah konvergensi berupa sabuk awan hujan. Data dinamika atmosfer yang bersumber dari citra satelit cuaca pada awal Januari menunjukkan wilayah Indonesia sedang berlangsung pembentukan zona konvergensi hasil pertemuan massa udara yang membawa uap hujan dari belahan bumi utara dan belahan bumi selatan.

Tidak ada komentar: