Siang tadi, Rabu, 5 Januari 2011 pukul 11.30 saya ke percetakan langganan untuk memesan ATK. Ada kustomer lain yang lebih dulu disana. Dia kelihatannya kesal dan setengah marah.
“Katanya langsung jadi kok gak bisa?!” Begitu saya dengar bicaranya memang keras, “Nanti orangnya sudah pada pulang!” Tambahnya.
“Wah….tidak bisa… maaf”. Jawab karyawan disitu.
“Ya sudah, saya cari yang lain aja!” Kata kustomer tadi sewot dan langsung nylonong pergi.
Saya yang sejak tadi kamitenggengen, agak penasaran, kemudian tanya sama karyawan itu, kebetulan saya sudah kenal dia.
“Kalau boleh tahu emang dia pesan apa?”
“ Stempel pak? Jawabnya singkat.
“Stempel apa?” Tanya saya lagi.
“Stempel kursusan bahasa Inggris. O ya bapak kan punya kursusan, emang kalau mendirikan kursusan Bahasa Inggris itu gak ada prosedur formalnya to pak?” Ganti dia yang tanya ke saya.
“Ya tentu ada prosedur dan prosesnya mas!” jawab saya singkat.
“Tapi dia kok gak punya stempel padahal masa belajarnya sudah selesai?” Tanyanya.
“Yang datang ke Pare itu banyak mas, dan kebanyakan mereka dari luar kota. Sampaean sendiri orang asli sini, Tegalsari, Tulungrejo pusatnya bahasa Inggris tentunya sudah tahu dong?” Tanya saya.
“Ya sih, tapi saya sendiri jutru belum pernah kursus juga tidak tahu seluk beluk kursus” Jawabnya malu-malu.
“Nah, orang luar daerah itu kan kebanyakan belum tahu kondisi kursusan Pare yang sebenarnya. Mereka tahunya Pare adalah kampung Inggris. Soal macam apa kursusannya itu tidak penting. Apakah kursusan itu punya stempel atau tidak? Yang penting sampai di Pare kemudian ada yang nampung untuk belajar. Beres!”
“Ya pak, saya paham itu? Tapi masak stempel saja tidak punya?” Tanyanya lagi.
“Sekarang kan musim liburan, waktunya singkat. Jadi belum sempat bikin stempel kali? Itu baru soal stempel, belum masalah yang lain. Masih setumpuk persoalan. Nah sekarang ganti saya yang pesen stempel.”
“Tapi maaf tidak bisa selesai sekarang pak?” Pintanya.
“Sampean ojo ngledhek aku mas?! Saya tidak minta jadi sekarang tapi pesan sekarang. Selesaikan sesuai dengan ukuran kerja yang wajar. Paham?!”
“Ya pak terima kasih.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar