Rabu, 29 Desember 2010

Dampak Letusan Bromo, Ratusan Hektare Hutan Rusak



PASURUAN - Sekira 806 hektare hutan lindung di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru rusak berat. kerusakan hutan ini akibat guyuran abu vulkanik Gunung Bromo yang hingga kini belum ada tanda-tanda berhenti.

Diperkirakan luasan kerusakan hutan ini akan terus bertambah, jika aktivitas vulkanik Gunung Bromo tidak juga menurun.

Menurut Humas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS), Nova Elina, kawasan hutan di TNBTS yang rusak berada dalam dua resort yakni di Resort Gunung Penanjakan dan Resort Laut Pasir. Di Resort Gunung Penanjakan kerusakan hutan mencapai 791 hektare. Sedangkan di Resort Laut Pasir mencapai 15 hektare.

“Laporan dari Resort Gunung Penanjakan, kerusakan hutan mencapai 791 hektare. Sedangkan Resort Laut Pasir kerusakannya sekitar 15 hektare. Di Resort Laut Pasir ini lebih banyak pada safana dan lautan pasir, sehingga kawasan hutannya lebih kecil,” jelas Nova Elina, Selasa (28/12/2010).

Kerusakan hutan itu terjadi pada tanaman Akasia dan Cemara disebabkan abu vulkanik yang mengandung belerang dan silica menempel pada pohon di kawasan hutan lindung, sehingga mengakibatkan daun terbakar dan dahan patah.

Pihaknya berharap, aktivitas Gunung Bromo segera mereda. Sehingga tidak menimbulkan kerusakan yang lebih parah baik pada manusia, hewan, tanaman serta hutan. Jika abu vulkanik mereda, harapan hidup tanaman hutan tersebut masih bisa terjadi.

“Tanaman hutan memang rusak. Tapi jika abu vulkanik segera reda, tanaman hutan masih bisa tumbuh. Sambil menunggu hujan abu mereda, kami terus mendata kerusakan hutan tersebut,” kata Nova Elina.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan, Ihwan menyatakan, kerusakan tanaman di wilayah terdampak Gunung Bromo sudah disampaikan ke pemerintah pusat. Pihaknya berharap ada perhatian dari pemerintah akibat kegagalan panen petani.

Di Kecamatan Lumbang, kata Ihwan, ada bantuan 15 ton benih jagung dan 15 ton benih padi yang saat ini telah ditanam dan berusia 1-2 bulan. Jika tanaman tersebut rusak (puso), akan diupayakan bantuan serupa. Pemerintah pusat memiliki cadangan benih nasional untuk lokasi yang di antaranya disebabkan faktor bencana alam.

Tidak ada komentar: