PALEMBANG - Langit Musi, tepatnya di atas Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, kemarin sore berhias layang-layang. Sebanyak 105 layang-layang beragam bentuk ambil bagian dalam Festival Layang-Layang Se-Indonesia 2008 itu. Pesertanya bahkan ada yang dari negeri tetangga Malaysia.
Zakaria, salah seorang peserta asal Serawak, Malaysia, menampilkan sebuah layang-layang besar yang dirangkai dari 250 layang-layang kecil. Layang-layang itu dirangkai dengan tali sepanjang 450 meter. Zakaria mengaku membuat layang-layang tersebut selama dua bulan. "Dana untuk membuatnya sekitar 400 ringgit (sekitar Rp 1.200.000, kurs 1 MYR = Rp 3.000, Red)," ujarnya kepada Sumatera Ekspres (Grup Jawa Pos).
Zakaria juga membawa layang-layang tiga dimensi. "Namanya layangan Ring. Itu kita beli di New Zealand seharga 1.500 ringgit (sekitar 4.500.000, Red)," ujarnya.
Pada festival kemarin, saat layang-layang peserta lain kesulitan naik karena angin kurang kencang, layang-layang milik Zakaria dengan mudah mengudara. Talinya yang hampir setengah kilometer itu sempat terputus menjadi tiga bagian.
Selain itu, ada layang-layang berbentuk cumi-cumi milik H Kuswaji asal Surabaya, layang-layang berbentuk tokoh punakawan, Petruk, yang ditampilkan peserta asal Jateng. "Layangan cumi ini saya buat tiga hari. Saya sudah empat kali ikut festival semacam ini di Palembang," tutur Kuswaji yang telah memenangi 150 trofi itu.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Sumsel Ir HRA Rachman Zeth mengatakan, festival dibagi dalam tiga jenis. Yakni, layang-layang aduan, dua dimensi, dan tiga dimensi. (46/jpnn/nw)
Zakaria, salah seorang peserta asal Serawak, Malaysia, menampilkan sebuah layang-layang besar yang dirangkai dari 250 layang-layang kecil. Layang-layang itu dirangkai dengan tali sepanjang 450 meter. Zakaria mengaku membuat layang-layang tersebut selama dua bulan. "Dana untuk membuatnya sekitar 400 ringgit (sekitar Rp 1.200.000, kurs 1 MYR = Rp 3.000, Red)," ujarnya kepada Sumatera Ekspres (Grup Jawa Pos).
Zakaria juga membawa layang-layang tiga dimensi. "Namanya layangan Ring. Itu kita beli di New Zealand seharga 1.500 ringgit (sekitar 4.500.000, Red)," ujarnya.
Pada festival kemarin, saat layang-layang peserta lain kesulitan naik karena angin kurang kencang, layang-layang milik Zakaria dengan mudah mengudara. Talinya yang hampir setengah kilometer itu sempat terputus menjadi tiga bagian.
Selain itu, ada layang-layang berbentuk cumi-cumi milik H Kuswaji asal Surabaya, layang-layang berbentuk tokoh punakawan, Petruk, yang ditampilkan peserta asal Jateng. "Layangan cumi ini saya buat tiga hari. Saya sudah empat kali ikut festival semacam ini di Palembang," tutur Kuswaji yang telah memenangi 150 trofi itu.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Sumsel Ir HRA Rachman Zeth mengatakan, festival dibagi dalam tiga jenis. Yakni, layang-layang aduan, dua dimensi, dan tiga dimensi. (46/jpnn/nw)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar